Dishub Tator Hijaukan Akses Bandara Toraja dengan Tanam 200 Pohon

oleh -105 Dilihat
Gambar: Petugas dari Dinas Perhubungan Kabupaten Tana Toraja menanam pohon di jalur masuk Bandara Toraja, Kecamatan Mengkendek, dalam kegiatan penghijauan memperingati Hari Perhubungan Nasional, Rabu, 17 September 2025. Foto : Tim Fotografer Dishub Tator.

IKNews, TANA TORAJA — Bukan hanya pesawat yang mendarat di Bandara Toraja (TRT), tapi juga harapan baru lewat ratusan pohon yang ditanam untuk menyambut masa depan transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Rabu pagi, 17 September 2025, halaman masuk Bandara Toraja di Kecamatan Mengkendek berubah menjadi semacam kebun harapan. Ratusan bibit pohon—eukaliptus, suren, durian, hingga mahoni—ditanam oleh petugas dari Dinas Perhubungan Kabupaten Tana Toraja, dibantu jajaran pemerintah daerah dan pengelola bandara.

Bukan tanpa alasan, kawasan menuju bandara ini memang dikenal rawan longsor, terutama saat musim hujan. Kepala Dinas Perhubungan, Erick Krystal Sa’pang Ranteallo, menyebut penanaman ini sebagai langkah kecil dengan dampak panjang.

“Pohon-pohon ini kami harapkan bisa jadi pelindung alami. Selain menahan longsor, juga memberi keteduhan dan menjaga sumber air di sekitar jalur utama ke bandara,” ujar Erick sambil memantau langsung proses penanaman.

Sebanyak 200 bibit pohon dipindahkan dari lokasi pembibitan ke sepanjang jalan masuk bandara. Fokus penanaman ada di titik-titik kosong yang selama ini dibiarkan gersang. Jika tumbuh baik, pepohonan ini akan menjadi benteng alami sekaligus menyambut pengunjung yang datang melalui udara dengan lanskap hijau khas pegunungan Toraja.

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional 2025, namun lebih dari sekadar upacara rutin. Ini adalah pernyataan bahwa pembangunan infrastruktur tidak boleh abai pada keseimbangan alam.

Wakil Bupati Tana Toraja yang turut hadir di lokasi menyebut bahwa langkah ini harus menjadi contoh lintas sektor. “Transportasi bukan hanya soal jalan dan kendaraan, tapi juga lingkungan yang aman dan nyaman,” katanya.

Di tengah perubahan iklim dan tekanan terhadap ruang hijau, aksi sederhana seperti ini menjadi penanda penting: bahwa pembangunan bisa bersahabat dengan alam, jika dimulai dengan niat yang tepat.* (Mg-02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.