
IKNews, AMPANA – Ratusan warga Ampana tumpah ruah sejak pagi di halaman Mess Kejaksaan Negeri Tojo Una-Una, Minggu (10/8), demi mendapatkan beras premium dengan harga miring. Pasar beras murah hasil kolaborasi antara Polres Tojo Una-Una dan Perum Bulog Cabang Poso ini disambut antusias masyarakat yang mulai mengantre sejak sebelum pukul 08.00 WITA.
Kegiatan ini bukan sekadar aksi sosial biasa, melainkan strategi konkret menstabilkan harga beras di tengah naik-turunnya harga bahan pokok dalam beberapa pekan terakhir. Di tengah tantangan ekonomi yang dirasakan warga, pasar murah ini menjadi angin segar.
“Kegiatan ini adalah bentuk nyata kepedulian kami, sekaligus sinergi antara Polri dan Bulog dalam menjaga stabilitas pangan, khususnya beras,” ujar Kapolres Tojo Una-Una, AKBP Yanna Djayawidya, S.I.K., M.H. yang hadir langsung memantau distribusi beras kepada warga.
Sebanyak 2.000 kilogram beras kualitas premium disediakan – dikemas dalam 400 karung ukuran 5 kg dan dijual hanya Rp62.500 per karung (Rp12.500 per kg). Harga ini jauh lebih murah dari harga pasar yang saat ini bisa menembus Rp15.000/kg untuk beras sejenis.
Setiap warga hanya diperbolehkan membeli maksimal dua karung (10 kg) dengan menunjukkan KTP. Aturan ini diberlakukan agar distribusi merata dan tidak menimbulkan penimbunan oleh oknum.
Antusiasme warga pun luar biasa. “Biasanya saya beli sekarung 5 kg hampir Rp80 ribu di pasar. Ini sangat membantu, apalagi saya ibu rumah tangga,” ujar Nur, salah satu warga Ampana Kota yang ikut antre sejak pagi.
Turut hadir dalam kegiatan ini Kajari Tojo Una-Una, Dr. Rizky Fahrurozi, S.H., M.H., Wakapolres Touna Kompol Mulyadi, Ketua Bhayangkari Cabang Touna, Kapolsek Ampana Kota Iptu Mariyanto, serta sejumlah personel Polres Touna yang membantu jalannya kegiatan.
Kapolres Yanna Djayawidya menyatakan komitmennya untuk terus menggulirkan kegiatan serupa di wilayah lain. “Ini bukan yang terakhir. Kami ingin pasar murah ini bisa menjangkau lebih banyak warga di Tojo Una-Una,” tegasnya.
Dengan wajah puas dan senyum lega, warga pulang membawa beras yang dibutuhkan dengan harga yang tidak menguras kantong – sebuah bukti bahwa sinergi antara lembaga bisa berdampak langsung bagi masyarakat.*
Peliput: Budi