IKNews, BATAM – Jika Anda berkunjung ke Batam atau Tanjungpinang di Kepulauan Riau, jangan lupa mencicipi minuman yang satu ini: teh obeng. Namanya memang mengundang tanya, tetapi minuman ini bukanlah teh yang diaduk dengan obeng, melainkan es teh manis yang menjadi ikon rasa masyarakat setempat.
Teh obeng bukan sekadar minuman pelepas dahaga. Ia membawa cerita lintas budaya yang berakar dari hubungan erat antara Batam dan Singapura. Konon, nama “teh obeng” berasal dari istilah Tionghoa di Singapura, yaitu “teh apeng”—sebutan untuk es teh yang dalam logat lokal kemudian terdengar dan dilafalkan sebagai “obeng”.
Dibuat dari seduhan daun teh pekat dengan aroma yang khas, teh obeng tradisional menyuguhkan rasa yang kuat, meski telah diberi gula dan es. Tak heran jika sensasi pahit-manisnya menjadi ciri khas yang tidak semua orang bisa langsung cocok.
Seiring waktu, teh obeng mengalami transformasi. Dulu, disajikan dalam gelas kaca tebal bertangkai dengan teh seduhan asli, kini minuman ini hadir dalam berbagai bentuk, bahkan menggunakan teh celup atau teh siap saji. Meski begitu, esensinya tetap sama: sebuah minuman yang menyimpan kenangan, budaya, dan percampuran lidah dari dua negeri serumpun.
Teh obeng bukan sekadar es teh. Ia adalah bukti bahwa budaya bisa mengalir bahkan ke dalam segelas minuman. (Richard Ardiles)
