Beranda Kabupaten Nganjuk Armada Berkurang, Semangat Tak Surut: Angkutan Sekolah Gratis di Nganjuk Masih Jadi...

Armada Berkurang, Semangat Tak Surut: Angkutan Sekolah Gratis di Nganjuk Masih Jadi Andalan Siswa

34
0
Gambar: Armada Berkurang, Semangat Tak Surut: Angkutan Sekolah Gratis di Nganjuk Masih Jadi Andalan Siswa, (4/8/2025)(Foto: Roma).

IKNews, NGANJUK – Suara tawa anak-anak yang menumpang angkutan sekolah gratis masih terdengar setiap pagi di berbagai sudut Kabupaten Nganjuk. Meski tahun ini jumlah armada dikurangi, layanan angkutan sekolah dari Dinas Perhubungan (Dishub) Nganjuk tetap menjadi tumpuan ribuan pelajar menuju gerbang pendidikan.

Tahun 2025, Dishub Nganjuk mengoperasikan 14 armada angkutan sekolah gratis, terdiri dari 7 mobil penumpang umum (MPU) dan 7 kendaraan dari penyedia jasa transportasi. Dibanding tahun sebelumnya, jumlah ini mengalami pengurangan tiga unit. Namun menurut pengamatan di lapangan, tak ada tanda-tanda layanan terganggu.

Makrus, Kepala Bidang Angkutan Dishub Nganjuk, kepada wartawan mengatakan bahwa pengurangan itu merupakan bagian dari penataan ulang jalur dan efisiensi pelayanan. “Wilayah seperti Joho, Rejoso, dan Lengkong semula mendapat dua armada, kini hanya satu. Tapi armada dialihkan dari wilayah lain, jadi tidak ada area yang benar-benar kehilangan akses,” ujarnya saat dihubungi.

Tim kami mencoba menelusuri salah satu rute di Kecamatan Rejoso pada Senin (4/8) pagi. Di sana, anak-anak dari beberapa desa terlihat antusias menunggu angkutan di titik jemput yang telah ditentukan. Salah satu siswa SMPN 2 Rejoso, Dinda (13), mengaku tetap terbantu meskipun armada kini harus berbagi rute lebih panjang.

“Kadang nunggu agak lama, tapi tetap lebih enak karena gratis. Mama juga nggak khawatir saya harus naik motor sendiri,” ucapnya.

Satu rute yang tahun ini tak lagi dilayani adalah jalur Patianrowo – Kertosono. Wilayah ini dianggap memiliki jarak tempuh yang relatif dekat ke sekolah, sehingga pengalihan armada dirasa lebih bermanfaat bagi wilayah lain yang lebih membutuhkan.

Namun, tak semua orang tua langsung memahami kebijakan ini. Dishub sempat menerima pertanyaan dari sejumlah wali murid terkait kelanjutan program. “Kami menjelaskan secara terbuka bahwa ini hanya penyesuaian. Ternyata sekarang malah peminatnya makin banyak,” kata Makrus.

Selain layanan umum, Dishub Nganjuk juga patut diapresiasi atas perhatian khususnya kepada siswa berkebutuhan khusus. Empat rute khusus untuk siswa difabel tetap dioperasikan setiap hari. Tim liputan sempat menyambangi SLB Krida Utama II di Loceret, tempat salah satu armada berhenti. Seorang guru pendamping di sana menyebut bahwa keberadaan transportasi ini membuat kehadiran siswa meningkat drastis.

“Sebelum ada angkutan ini, banyak siswa yang absen karena kendala jarak dan biaya. Sekarang mereka datang hampir setiap hari. Bahkan yang rumahnya jauh pun jadi lebih semangat,” tuturnya.

Armada untuk siswa difabel dijadwalkan tiba di sekolah sekitar pukul 06.45 WIB dan menjemput siswa paling lambat pukul 13.30 WIB. Dengan sistem jemput-antar ini, Dishub berharap siswa difabel bisa merasa lebih aman dan nyaman dalam menempuh pendidikan.

Ke depan, Dishub Nganjuk juga menaruh harapan pada kemungkinan hibah armada tambahan dari pemerintah pusat. Menurut Makrus, pengajuan sudah dilakukan sebagai bagian dari kompetisi transportasi ramah anak yang mereka ikuti.

“Kalau hibah itu cair, kami bisa buka lebih banyak rute dan meningkatkan kenyamanan. Harapan kami, semua anak di Nganjuk, tanpa terkecuali, bisa sekolah tanpa terbebani biaya transportasi,” tutupnya.*

Peliput: Roma