Beranda Sulawesi Tengah Kab. Tojo Una Una Solidaritas Perempuan Bangkit, 17 Organisasi Wanita Resmi Bersatu di Touna

Solidaritas Perempuan Bangkit, 17 Organisasi Wanita Resmi Bersatu di Touna

92
0
Gambar: Sebanyak 17 organisasi perempuan resmi menyatu dalam satu wadah: Gabungan Organisasi Wanita (GOW). Pengukuhan ini berlangsung senin lalu (28/7) di ruang kerja Bupati Tojo Una-Una. Foto : Budi.

IKNews, TOUNA — Sebuah langkah bersejarah diambil di Kabupaten Tojo Una-Una. Sebanyak 17 organisasi perempuan yang sebelumnya berjalan sendiri-sendiri kini resmi menyatu dalam satu wadah: Gabungan Organisasi Wanita (GOW). Pengukuhan ini berlangsung senin lalu (28/7) di ruang kerja Bupati Tojo Una-Una, dalam sebuah prosesi sederhana namun penuh makna.

Di balik penyatuan ini, berdiri sosok perempuan yang menjadi penggerak utamanya: Ny. Hajar Lawidu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tojo Una-Una. Kepemimpinan dan inisiatifnya dinilai sebagai kunci terbentuknya GOW yang kini menjadi kekuatan kolektif perempuan di wilayah tersebut.

“Ini adalah momentum penting. Perempuan-perempuan dari berbagai latar belakang kini bergerak bersama, bukan lagi sendiri-sendiri,” ujar Lina Talara, Sekretaris TP-PKK Tojo Una-Una saat dikonfirmasi, Selasa (29/7).

Langkah ini sekaligus menjawab seruan Gubernur Sulawesi Tengah melalui Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2025 tentang pentingnya penguatan sinergi organisasi wanita di daerah. Tapi lebih dari itu, kata Lina, terbentuknya GOW menjadi bukti bahwa perempuan Tojo Una-Una siap berperan lebih besar dalam pembangunan daerah.

Organisasi yang tergabung dalam GOW antara lain TP-PKK, Dharma Wanita, Bhayangkari, Persit Kartika Candra Kirana, Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Adhyaksa Dharmakarini, IKAWAN, IWABSU, IWABRI, Forhati, BANAA’AT AL KHAIRAAT, PD Asyiah, WIA Al Khairaat, WKRI, Srikandi Pemuda Pancasila, hingga Dharma Wanita Lapas Kelas II B Ampana.

“Ini bukan hanya soal penyatuan struktural, tapi juga penyatuan visi. GOW hadir untuk memberdayakan perempuan di berbagai lini: ekonomi, sosial, bahkan kebijakan publik,” tambah Lina.

Didukung konstitusi, khususnya Pasal 27 UUD 1945, kehadiran GOW Tojo Una-Una membawa semangat emansipasi perempuan ke level yang lebih terstruktur dan strategis. Program-program kolaboratif antarorganisasi akan segera diluncurkan, mulai dari pelatihan keterampilan, pemberdayaan ekonomi rumah tangga, hingga advokasi kebijakan pro-perempuan.

Sementara itu, Ny. Hajar Lawidu sendiri belum memberikan pernyataan resmi kepada media. Namun dari berbagai sumber internal, diketahui bahwa ia tengah merancang rencana kerja jangka pendek untuk mengaktifkan sinergi lintas organisasi dalam waktu dekat.

“Ini baru langkah awal. Ke depan, GOW akan menjadi kekuatan sosial yang tak hanya bicara perempuan, tapi juga masa depan Tojo Una-Una,” pungkas Lina.*

Peliput: Budi