
IKNews, AMPANA — Ada yang berbeda dalam malam ramah tamah di Tojo Una-Una, Minggu (27/7). Bukan sekadar seremonial penyambutan pejabat baru, pertemuan itu menjadi ajang curhat sekaligus panggung visi besar Bupati Ilham Lawidu soal masa depan daerahnya.
Yang disambut malam itu adalah Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) baru, Dr. Rizky Fachrurrozi, S.H., M.H.—tetapi yang jadi sorotan justru pernyataan Bupati Ilham yang blak-blakan soal harapan besar dan ambisinya membenahi kabupaten lewat jalur hukum dan kolaborasi.
“Orang hukum itu bisa berdebat keras, tapi tetap sahabatan. Saya yakin di tangan para penegak hukum ini, Tojo Una-Una bisa jadi kabupaten yang damai dan sejahtera,” ujar Ilham dalam sambutannya yang diselingi gurauan dan perenungan pribadi.
Ilham menyebut seluruh pemimpin Forkopimda—Kapolres, Dandim, Kajari, hingga Ketua PN Poso—berlatar belakang pendidikan hukum tingkat lanjut. Itu membuatnya terpacu untuk kembali ke bangku kuliah dan menyelesaikan Magister Hukum tahun ini.
“Saya ini dulunya wakil bupati termiskin,” kata Ilham sambil tertawa. “Tapi saya ingin Tojo Una-Una jadi kabupaten terkaya dalam ide, kolaborasi, dan keadilan.”
Ia juga sempat mengutip pemikiran Aristoteles tentang keadilan distributif dan korektif. Menurutnya, pembangunan tak cukup bicara proyek, tapi harus menjamin pemerataan dan keseimbangan hak masyarakat.
Kehadiran Kajari Rizky Fachrurrozi juga diharapkan bisa membuka lebih banyak ruang dialog antarlembaga, termasuk menjaga iklim investasi. Menariknya, istri Kajari yang disebut-sebut sebagai pengusaha nasional dan internasional pun mendapat perhatian khusus dari Bupati Ilham. Ia berharap kehadiran keduanya bisa memperkuat posisi Tojo Una-Una di mata investor.
Acara yang berlangsung santai itu turut dihadiri oleh Wakil Bupati Hj. Surya, Ketua DPRD Gusnar A. Suleman, Kapolres AKBP Yanna Djayawidya, serta para pimpinan instansi vertikal dan perangkat daerah lainnya.
Dari pertemuan itu, satu hal terasa jelas: Bupati Ilham tak ingin memimpin Tojo Una-Una sendirian. Ia sedang merancang orkestrasi besar, dan berharap para penegak hukum menjadi nada-nada harmonis yang ikut membangun kabupaten kecil ini jadi lebih berarti di peta Sulawesi Tengah.*
Peliput: Budi Dako