Beranda Kabupaten Tapanuli Utara Proyek SPAM Desa Tapian Nauli 3 Gagal Total, Masyarakat Desak Penyelidikan

Proyek SPAM Desa Tapian Nauli 3 Gagal Total, Masyarakat Desak Penyelidikan

53
0
Gambar: Proyek SPAM Desa Tapian Nauli 3 Gagal Total, Masyarakat Desak Penyelidikan.

IKNews, TAPUT – Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Desa Tapian Nauli 3, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara, yang menggunakan dana APBD Perubahan tahun 2022, mengalami kegagalan total. Proyek yang memiliki anggaran sebesar Rp.190.000.000 tersebut seharusnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan akses air bersih, namun kenyataannya malah menciptakan keresahan di kalangan warga.

Suhendro Pardede, Sekretaris Desa Tapian Nauli 3, mengungkapkan bahwa meskipun proyek ini dinyatakan selesai pada akhir tahun 2022, sistem penyediaan air minum yang dibangun tidak berfungsi sama sekali. “Setelah seminggu beroperasi, air tidak mengalir hingga sekarang. Ini jelas menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga,” kata Suhendro, yang menduga proyek ini dikerjakan secara tidak profesional.

Proyek tersebut mencakup pembangunan bak penampungan air berbentuk “L” dengan ukuran 4 meter panjang, 2 meter lebar, 70 cm tinggi, dan ketebalan tembok 38 cm.

Namun, sistem penyaringannya sangat tidak memadai, yang memungkinkan air, pasir, dan tanah dari gunung mengalir masuk ke dalam bak penampungan. Akibatnya, bak penampungan tersebut cepat dipenuhi pasir, tanah, dan bahkan ditumbuhi tanaman, menandakan bahwa sistem tersebut tidak berfungsi dengan baik.

“Masyarakat sangat berharap agar ada tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab, agar keadilan dapat ditegakkan dan tidak ada lagi proyek serupa yang merugikan masyarakat,” ujar Suhendro.

Warga desa yang merasa dirugikan telah menyampaikan keluhan secara langsung dan melalui surat keberatan kepada Dinas Perkim Tapanuli Utara, namun hingga kini belum mendapatkan respons yang memadai. “Kami sudah mencoba berbagai cara untuk memperoleh air, seperti membuat sumur bor, membuat bak penampungan air hujan, dan bahkan mengambil air dari sungai,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Kondisi ini membuat masyarakat semakin kecewa dan merasa diabaikan oleh pihak pemerintah. Mereka pun berharap agar aparat penegak hukum, termasuk Inspektorat, Kejaksaan, dan Kepolisian setempat, segera melakukan penyelidikan terhadap proyek pembangunan SPAM yang dinilai gagal total ini. Warga menduga ada potensi kerugian negara sebesar Rp.190.000.000 akibat ketidakprofesionalan dalam pelaksanaan proyek ini.*

Peliput: Rahmat

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini