Beranda Sulut Kasus Percobaan Bunuh Diri Guncang Manado, Pdt. Barnabas Serukan Pentingnya Hipnosis untuk...

Kasus Percobaan Bunuh Diri Guncang Manado, Pdt. Barnabas Serukan Pentingnya Hipnosis untuk Kesehatan Mental

23
0
Kasus Percobaan Bunuh Diri Guncang Manado, Pdt. Barnabas Serukan Pentingnya Hipnosis untuk Kesehatan Mental

IKNews, MANADO – Kota Manado kembali dikejutkan dengan kasus percobaan bunuh diri pada Sabtu (1/2/2025). Seorang wanita muda dilaporkan diduga melompat dari Jembatan Interchange Manado, menambah daftar panjang insiden serupa yang terjadi di Sulawesi Utara. Kasus ini semakin menegaskan perlunya perhatian lebih terhadap kesehatan mental masyarakat.

Menanggapi peristiwa ini, Pdt. Barnabas Sumampouw, STh, CHt (IACT-USA), seorang pendeta sekaligus praktisi hipnosis bersertifikasi internasional, angkat bicara. Di sela-sela kegiatan pelatihan Fundamental Hypnosis di Aston Hotel Manado, Pdt. Barnabas menegaskan pentingnya hipnosis sebagai solusi modern untuk mengatasi masalah kesehatan mental.

“Inilah alasan saya terlibat aktif dalam memasyarakatkan hipnosis untuk kesehatan mental! Hipnosis dan hipnoterapi adalah solusi tercepat dan paling efektif dalam mengatasi masalah kesehatan mental,” ujar Barnabas.

Pdt. Barnabas, yang juga seorang doktor dan master teologi dari IAKN Manado, menambahkan bahwa konseling tradisional sering kali tidak cukup untuk menangani masalah psikologis secara mendalam. Menurutnya, ada bagian dari kejiwaan manusia yang hanya bisa dijangkau melalui hipnosis.

“Ada bagian yang tidak bisa dijangkau oleh konseling tradisional, yaitu Pikiran Bawah Sadar (PBS). Inilah yang membuat hipnosis menjadi alat luar biasa dalam membantu orang mengatasi tekanan psikologis,” jelasnya.

Kasus bunuh diri yang terus berulang di lokasi-lokasi tertentu, seperti Jembatan Interchange Manado, mengingatkan pada fenomena serupa yang terjadi di Golden Gate Bridge, San Francisco, AS. Di sana, banyak orang memilih mengakhiri hidup mereka hingga akhirnya pemerintah setempat memasang pagar pengaman. Namun, menurut Pdt. Barnabas, solusi seperti itu bukanlah jawaban jangka panjang.

“Memasang pengaman di jembatan bisa mencegah satu atau dua kasus, tapi jika akar masalahnya tidak ditangani, mereka akan mencari tempat lain. Solusi yang lebih fundamental adalah memperkuat kesadaran tentang kesehatan mental, membuka akses ke terapi yang efektif, dan membangun sistem pendukung yang dapat membantu orang mengatasi depresi dan tekanan psikologis,” ungkapnya.

Sebagai langkah konkret, Pdt. Barnabas menekankan pentingnya keberadaan pusat pendidikan dan kesehatan mental berbasis psikoterapi hipnosis di Manado. Ia menjelaskan bahwa psikoterapi hipnosis bukan hanya sekadar teknik sugesti, melainkan metode ilmiah yang terbukti efektif dalam membantu individu mengatasi trauma, depresi, dan kecemasan berat.

“Dengan terapi yang tepat, banyak kasus stres berat bisa dicegah sebelum berujung pada keputusan fatal seperti bunuh diri,” imbuhnya.

Pdt. Barnabas berharap, dengan adanya pusat kesehatan mental berbasis hipnosis di Manado, masyarakat Sulawesi Utara dapat memperoleh edukasi dan pelatihan mengenai kesehatan mental, serta mendapatkan layanan terapi profesional. Pemahaman tentang kesehatan mental harus dimulai sejak dini, di lingkungan keluarga, sekolah, gereja, dan komunitas, agar individu yang mengalami tekanan hidup tidak merasa sendirian dan dapat segera mendapatkan bantuan.

Trainer hipnosis yang lisensinya diberikan oleh Indonesian Hypnosis Centre (IHC) ini juga berharap, dengan meningkatnya perhatian terhadap kesehatan mental, Manado dan Sulawesi Utara dapat membangun ekosistem yang lebih baik dalam mendukung individu yang mengalami tekanan psikologis. Hal ini diharapkan dapat menurunkan angka bunuh diri secara signifikan.

“Kita tidak boleh lagi menganggap kesehatan mental sebagai hal yang sepele. Setiap kasus bunuh diri adalah tragedi yang bisa dicegah jika kita memiliki sistem pendukung yang kuat,” tutupnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini