IKNews, Politik – Relawan WCD (World Conservation and Development) Volunteer, Raski Wiratama Mamonto, mengingatkan tentang dampak negatif dari pemasangan baliho politis secara sembarangan, terutama pada estetika lingkungan. Ia menekankan bahwa tindakan ini tidak hanya merusak keindahan alam tetapi juga dapat mengganggu ekosistem dan keseimbangan lingkungan.
Mamonto mencatat bahwa publik dapat memainkan peran penting dalam mengontrol keindahan dan nilai guna ruang publik di Kotamobagu. Ruang-ruang publik yang selama ini menjadi arena interaksi sosial masyarakat kini diwarnai oleh berbagai alat peraga partai politik, terutama menjelang pemilihan legislatif.
Menyoroti perbatasan antara Kotamobagu dan Bolaang Mongondow, Mamonto menyebutkan bahwa setiap taman atau median jalan yang dianggap strategis telah menjadi “medan tempur” bagi alat peraga kampanye. Dalam konteks politik, Mamonto menegaskan bahwa calon legislatif harus mematuhi peraturan KPU terkait estetika lingkungan.
“Dalam kontestasi dunia politik, para calon legislatif harus memahami aturan KPU terkait estetika lingkungan. Jika ada caleg yang melanggar aturan selama kampanye, itu tidak patut menduduki parlemen,” tegasnya.
Mamonto juga mengajak publik untuk menentukan sikap terhadap kandidat yang melanggar aturan, menekankan bahwa mereka tidak pantas mendapat mandat dari rakyat.
Reporter: Gie