IKNews, BOLMUT – Di hari proklamasi 17 agustus 2023 Drs. H. Depri Potoh kembali memimpin upacara ke-10 kalinya selama dua periode memimpin Bupati Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), dan di tahun ini merupakan terakhir kali masa jabatannya dan berpesan istimewa untuk kabupaten tercinta, Kamis (17/08/2023) pagi.
Sudah diketahui bersama bahwa Drs. H. Depri Pontoh telah memimpin Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) selama 15 tahun, yakni 5 tahun sebagai Wakil Bupati, dan 10 tahun merupakan Bupati.
Namun di tahun ini masa jabatan Drs. H. Depri Pontoh dan Drs. H. Amin Lasena, MAP tepatnya di bulan September 2023 akan berakhir, sehingganya di momen yang istimewa pada hari proklamasi 17 agustus 2023 dan tahun terakhir memimpin upacara ia berpesan, bahwa selama memimpin Bolmut merasa tidak ada tantangan atau kendala serta berhasil, sehingga selama memimpin tidak ada halangan dan tantangan yang berarti, sebab berbagai prestasi serta mampu menyatukan seluruh masyarakat dalam mendukung dan masyarakat yang mengawasi program pemerintah selama kepemimpinannya.
Terkait dengan hal ini saat diwawancarai sejumlah wartawan secara ekslusif Drs. H. Depri Pontoh menjelaskan memimpin upacara di momentum yang sama sudah sepuluh tahun, dan untuk momen memakai Pakaian Dinas Upacara (PDU) sudah hampir 25 tahun.
“Saya sudah 25 tahun memakai PDU seperti ini, baik Saya masih menjadi Camat, Wakil Bupati, dan Bupati. Tentu kalau dikenang pasti banyak kisah, tentu dari daerah ini masih wilayah kecamatan, daerah terpencil, dari kondisi apa adanya hingga saat ini, tapi kita mampu menyesuaikan diri sampai dengan kondisi daerah kita seperti saat ini.
Ketika saat ini Saya terakhir memimpin upacara 17 Agustus Saya mengenang kembali perjalanan panjang seorang birokrasi dan politisi ternyata bukan hal yang mudah, tetapi yang dibutuhkan adalah keseriusan dan kita harus memaknai perjalanan panjang seorang birokrat dan politisi,” ujarnya saat diwawancarai sejumlah wartawan saat usai upacara 17 Agustus bertepat di kantor Bupati Bolmut.
Lebih lanjut jelas Bupati dua periode Bolmut selama menjabat sebagai Bupati maupun Wakil Bupati tidak ada tantangan yang berarti namun sebuah tantangan dianggap sebagai dorongan dan motivasi untuk membangun negeri.
“Sebenarnya selam 10 tahun memimpin tidak ada tantangan yang berat, sebab tantangan Saya anggap sebagai seni, karena kalau Saya ada tantangan berat berarti Saya tidak bisa bekerja. Bagi Saya ketika mendapat tantangan dan hambatan dalam melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan pada masyarakat itu Saya anggap sebagai seni, cambuk, dan Saya anggap sebagai dorongan. Jadi kalau kita seorang pemimpin sudah mengatakan banyak hambatan dan tantangan berarti kita tidak berhasil,” tegasnya sambil tersenyum gurau bersama awak media.*
Reporter : Jefry