Beranda Sulawesi Tengah Buol Direktur RS Mokoyuri Buol dan Manajemen Gelar Konferensi Pers Terkait Kematian Pasien...

Direktur RS Mokoyuri Buol dan Manajemen Gelar Konferensi Pers Terkait Kematian Pasien dalam Laka Lantas di Kecamatan Gadung

57
0
Gambar : Direktur Rumah Sakit Mokoyuri Buol dr. Mariaty Ismail beserta seluruh manajemen rumah sakit, melakukan konferensi pers dengan sejumlah media cetak maupun online, terkait kejadian seorang pasien yang telah meninggal dunia akibat laka lantas tunggal, Jum'at 21/04/23 di Kecamatan Gadung Kabupaten Buol.

IKNews. Buol – Direktur Rumah Sakit Mokoyuri Buol dr. Mariaty Ismail beserta seluruh manajemen rumah sakit, melakukan konferensi pers dengan sejumlah media cetak maupun online, terkait kejadian seorang pasien yang telah meninggal dunia akibat laka lantas tunggal, Jum’at 21/04/23 di Kecamatan Gadung Kabupaten Buol.

Dalam keterangan persnya, Pihak Rumah Sakit Mokoyuri Buol Sulawesi Tengah, memberikan klarifikasi terkait pelayanan yang dinilai lamban dan lalai oleh dokter dan perawat yang bertugas saat itu, sampai beredar di media sosial, Facebook, grup Whatsapp, hingga di salah satu media online.

Kepala Rumah Sakit Umum Mokoyurli Buol dr. Mariati Ismail menjelaskan terkait pelayanan pada rumah sakit sudah sesuai SOP yang berlaku, “sehingga tidak benar pihak rumah sakit atau dokter lalai dan lambat dalam menangani pasien yang Emergency, seperti beredar di vidio diteriakan oleh ibu Keli yang mengaku tante Pasien,” katanya.

Selanjutnya dr. Mariati memberikan kesempatan pada dr. Dian yang bertugas di UGD saat itu menjelaskan kronologis kejadian, dr. Dian pasien diketahui adalah anak Zainal umur 15 tahun, merupakan rujukan dari Rumah Sakit Pratama Buol di Desa Pandangan Kecamatan Gadung, tiba di Rumah Sakit Umum Mokoyuri pada pukul 07.15 (pagi) tanggal 20/2023.

“Saat itu juga di UGD dilakukan tindakan sesuai SOP, kami melakukan pemeriksaan awal dan didapatkan kondisi pasien sangat tidak baik dan sudah masuk fase kritis, dengan GCS 12 (kesadaran pasien), sementara untuk normalnya GCS (kesadaran pasien) adalah 15, sehingga oleh dokter umum di UGD (dr. Dian) melakukan konsultasi ke dokter ahli bedah, dan hasil konsultasi harus di rujuk saat itu juga ke dokter Ahli Saraf di rumah sakit terdekat, jelas dr. Dian yang menangani awal pasien Zainal saat di UGD.

Lanjut dr. Dian, kebetulan pasien Zainal adalah asli Gorontalo, maka dr. Dian mengedukasi kepada keluarga pasien yang mendampingi pasien, untuk dirujuk ke rumah sakit Aluy Sabu Gorontalo, namun keluarga pasien masih menolak saat itu, dengan alasan kedua orang tua pasien anak Zainal sementara dalam perjalanan menuju Buol, Lagi-lagi karena kondisi pasien Zainal semakin kritis, dr. Dian mengedukasi kembali keluarga pasien, agar segera dirujuk ke Gorontalo, dan menyarankan kedua orang tua pasien menunggu saja di Gorontalo, namun keluarga pasien tetap pada pendiriannya, sampai pada pergantian dinas sore dr. Dian mengedukasi kembali keluarga pasien, agar segera dirujuk karena kondisi pasien benar-benar kritis, bahkan bisa jadi ketika Allah berkehendak pasien anak Zainal meninggal dalam perjalanan, namun keluarga pasien tetap menunggu orang tua pasien yang lagi dalam perjalanan, yang akhirnya berdasarkan SOP rumah sakit Mokoyuri Buol dr. Dian meminta kepada keluarga pasien untuk menandatangani penolakan tindakan medis yang diedukasi kepada keluarga saat itu.

Selanjutnya pada pukul 15.00 yang menggantikan dr. Dian dinas Sore adalah dr. Paisal, tiba-tiba pihak keluarga mendatangi UGD (karena pasien sementara di rawat di Ruang Bedah) dan ketemu dr. Paisal pukul 16.00 menyampaikan keluarga siap mau dirujuk ke Gorontalo.

Dr. Paisal yang bertugas sore itu, mengulangi penjelasan dr. Dian tentang kondisi anak Zainal dan menjelaskan prosedur pasien yang akan dirujuk kepada keluarga yang salah satunya adalah ibu Kely yang teriak dalam vidio beredar di medsos.

“Edukasi oleh pihak rumah sakit kepada keluarga pasien hingga pada pukul 19.30 (malam) para dokter memutuskan untuk dilakukan rujuk, namun pihak rumah sakit harus memastikan dulu Rumah Sakit Rujukan untuk melakukan koordinasi, pada saat upaya koordinasi dengan rumah sakit yang dituju, pasien sudah mengalami drop dan meninggal dunia,” kata dr. Mariati.

Menurut Kepala Rumah Sakit dr. Mariati Ismail selain pemeriksaan pasien pihaknya juga sudah melakukan upaya demi keselamatan pasien agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, hanya saja pihak keluarga pasien sangat histeris sehingga menjadi viral, pungkasnya.*

Reporter : Jamaludin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini